21 Juni 2020

Langit Berbintang yang Kesepian (Kodoku na Hoshizora)

Anton menatap ke langit. Ada rasi bintang salib selatan, atau dikenal sebagai crux, yang menghiasi langit malam. Bagi Anton, entah kenapa dia paling sering melihat rasi itu dibanding yang lain.

Anton ingat, salah satu buku fiksi pertama yang dibacanya bercerita mengenai planet dan bintang-bintang. Ia hafal nama-nama planet di sekeliling bumi dari buku itu. Sayang sekali ia sudah lupa nama judul bukunya. Yang mengherankan adalah, dia justru ingat kalau buku itu kemungkinan berwarna ungu tua.

Buku itu juga membahas mitos soal bintang jatuh, selain UFO. Sudah tiga belas tahun berlalu sejak Anton membaca buku itu. Akhir-akhir ini ia belum lagi menemukan buku yang menarik.

Belakangan hidup bagi Anton terasa mati rasa. Ia sudah belajar lebih banyak hal daripada saat ia berumur sepuluh tahun, tapi Anton nyaris tidak tahu apa-apa. Usianya sekarang dua puluh tiga tahun, dan Anton merasa hidupnya sedikit hampa, kadang.

Apa yang orang lain lakukan saat mereka kehilangan arah? Anton ingin tahu.

Kalau jawabannya mencari dari lirik lagu Sakura no Ki ni Narou, sayang sekali di Surabaya sekarang ini tidak ada pohon Sakura. Adanya pohon-pohon Tabebuya yang bersemi dua kali setahun di sepanjang jalan Gubeng. Tapi seandainya pohon-pohon itu berbunga pada saat ini pun, Anton tidak yakin dia bakal lebih tenang soal keadaannya.

Karena langit sedang cerah, bintang yang ada di atas sana kelihatan berbinar. Anton menyapukan pandangannya ke seluruh langit. Anton pernah mendengar, konon sinar yang kita lihat sekarang ini berasal dari ratusan juta tahun lalu, yang baru sampai ke mata kita, karena jarak yang begitu jauh. Jika jarak dari bintang ke bumi misal seribu tahun cahaya, coba saja kalikan jarak itu dengan kecepatan cahaya per detik, begitulah kira-kira lamanya sinar bintang sampai ke mata kita.

Jika dibandingkan, hidup manusia sebenarnya sangat singkat.

"Kapan ya aku mati?" Anton sering bertanya-tanya. Kadang ia takut memikirkan kemungkinan ini. Walau ia lebih suka mati tanpa penderitaan, tapi melihat orang mati dengan cara-cara yang menyakitkan sebetulnya bikin was-was juga.

Langit diam saja, tidak menjawab tanya Anton.

"Betulkah manusia berasal dari langit?" pertanyaan Anton yang lain.

Suku Toraja percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari langit. Umat Islam dan Kristen juga percaya bahwa sebelum manusia hidup di bumi, Adam dan Hawa, bapak dan ibu dari seluruh umat manusia, adalah penghuni langit.

Lagi-lagi langit diam, tidak mengkonfirmasi hal ini.

Anton lelah. Ia punya banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Tapi saat ia mencoba memahami segala hal, sebetulnya ini tidak akan ada habisnya. Ia memutuskan untuk berhenti, tidak bertanya lagi. Langit berbintang itu tidak tahu apa-apa. Langit itu sama sepertinya, kesepian.

"Tolong aku. Jawab aku." Anton memohon pada langit, tapi seluruh angkasa bungkam.

Langit memang mendengar banyak doa, sepanjang waktu, tapi hanya sedikit yang berarti baginya. Hanya sedikit yang dikabulkannya. Anton memutuskan untuk berhenti berdoa, selama-lamanya. ()

Tidak ada komentar:

Posting Komentar